Jumat, 17 Desember 2010

strategi dalam targeting

Strategi Penetapan Target Pasar
Menentukan target pasar menjadi bagian pokok dalam strategi pemasaran bisnis. Ada beberapa perusahaan yang ingin menjangkau konsumen dari semua kalangan, namun ada pula beberapa perusahaan yang sengaja memisahkan konsumen sesuai dengan target pasar produknya. Dengan target pasar yang jelas, akan mempermudah perusahaan untuk menentukan produk yang sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen. Dapat diartikan pula bahwa target pasar merupakan pasar yang memiliki konsumen dengan daya beli yang cukup potensial.
Dalam dunia pemasaran terdapat tiga strategi penetapan target pasar yang sering dilakukan para pelaku bisnis, strategi tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Strategi pemasaran tanpa pembeda ( undifferentiated marketing )
Ada beberapa perusahaan yang melihat pasar secara keseluruhan tanpa membedakan target pasar tertentu. Perusahaan yang menggunakan strategi pemasaran ini, hanya menawarkan satu macam produk dan mencakup seluruh pasar. Tanpa membedakan target pasar, perusahaan bertujuan untuk menanamkan image kuat produknya kepada para konsumen.
Pemasaran tanpa membedakan target pasar dipilih para pelaku bisnis, karena strategi ini biayanya lebih kecil dibandingkan pemasaran dengan membedakan target pasar. Pemasaran tanpa membedakan target pasar lebih mengandalkan produksi, distribusi dan strategi promosi secara massal, sehingga bisa menghemat biaya.
Namun disamping kelebihannya, strategi pemasaran tersebut juga memiliki kekurangan. Kebanyakan pelaku bisnis yang tidak membedakan konsumen, maka akan memilih target pasar yang paling luas untuk menawarkan produknya. Jika banyak pelaku bisnis yang memilih cara tersebut, maka persaingan bisnis pun semakin ketat.
2. Strategi pemasaran dengan pembeda ( differentiated marketing )
Pemasaran yang kedua dengan membedakan target pasar sesuai kebutuhan konsumen. Berbagai variasi kebutuhan yang dibutuhkan para konsumen, menjadi faktor pendorong pelaku bisnis membedakan target pasar mereka. Jika pemasaran tanpa pembeda hanya memproduksi satu macam produk, pemasaran dengan pembeda memproduksi berbagai macam produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat para konsumen.
Pembedaan produk bisa dilihat berdasarkan letak geografis konsumen, style atau gaya hidup, umur , jenis kelamin, tingkat pendapatan, bahkan bisa juga dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan para konsumen . Upaya pembedaan target pasar ini bertujuan agar loyalitas konsumen terhadap suatu produk lebih kuat, karena perusahaan menawarkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Pembedaan target pasar dapat dicontohkan dari produk mie instan, mereka mengembangkan usahanya dengan membedakan varian rasa produk berdasarkan selera para konsumen.
Jika dibandingkan dengan pemasaran tanpa pembeda, strategi pemasaran dengan pembeda membutuhkan biaya yang lebih besar. Karena dibutuhkan biaya untuk riset produk baru, proses produksinya yang lebih besar, serta peningkatan biaya untuk riset pasar. Meskipun demikian, pemasaran dengan pembeda lebih disenangi para pelaku usaha. Sebab dengan pemasaran pembeda, produk mereka memiliki daya tarik yang lebih kuat dibandingkan produk yang dipasarkan para pesaing.
3. Strategi pemasaran terkonsentrasi ( concentrated marketing )
Berbeda dengan strategi pemasaran yang membedakan konsumen sesuai dengan kebutuhan, pemasaran terkonsentrasi hanya fokus memasarkan produknya kepada satu atau beberapa kelompok pembeli saja. Sehingga pemasaran produk hanya ditujukan kepada kelompok pembeli yang paling berpotensi. Seperti produk Tropicana Slim, gula rendah kalori dan bebas gula ini lebih fokus kepada para konsumen yang ingin menjaga kesehatannya terutama bagi para penderita diabetes.
Dengan fokus pada kelompok tertentu, perusahaan yang menggunakan strategi pemasaran ini berusaha menawarkan produk yang terbaik bagi target pasar mereka. Sehingga spesifikasi image produk yang ditawarkan dapat tertanam pada konsumen yang menjadi sasaran pasarnya. Selain itu pemasaran terkonsentrasi juga lebih menghemat biaya, baik biaya produksi, biaya distribusi maupun biaya promosi. Sebab semuanya hanya fokus pada satu atau dua kelompok konsumen saja.
Tetapi ada juga kelemahan dari pemasaran konsentrasi, bahkan resikonya lebih besar dari pemasaran tanpa pembeda maupun pemasaran dengan pembeda. Bila target pasar yang menjadi fokus pemasaran tiba – tiba beralih ke perusahaan pesaing dengan fokus yang sama, maka Anda akan kehilangan satu – satunya ladang konsumen yang Anda miliki. Besarnya resiko yang ada, membuat pemilik perusahaan lebih memilih memasarkan produknya ke beberapa target pasar.
Bagi Anda yang ingin mencoba peluang usaha baru, sebaiknya tentukan terlebih dahulu target pasar yang ingin Anda jangkau. Semakin jelas target pasar Anda, semakin mudah pula Anda menentukan strategi pengembangan usaha tersebut. Semoga bermanfaat dan salam sukses.
Sumber :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibwI_UqPWpBakdHs0RNO0-66qZxT913jsNnfC4522yCrRJ52t1g-5dn1zX2icII-OQ-_jEH55KEYJuwf4pjeGbiqAMDia1_J5kFpJQMm_CaeWUHS8FvKKtacO64IP2Y9B7oANCHkSaE5lG/s1600/writing-2.jpg
http://bisnisukm.com/strategi-penetapan-target-pasar.html

teori kepribadian

TEORI-TEORI KEPRIBADIAN
http://ww3.yuwie.com/blog/entry.asp?id=932768&eid=647473


PENDAHULUAN

Teori kepribadian, sama halnya dengan teori-teori lain yang terdapat dalam psikologi, merupakan salah satu bagian yang amat penting dan tidak bisa diabaikan kegunaannya. Dapat dikatakan bahwa, tanpa adanya teori kepribadian, upaya ilmiah untuk memahami tingkah laku manusia sulit dilaksanakan.
Sebelum sampai kepada pembahasan mengenai fungsi dan kegunaan teori kepribadian, terlebih dahulu perlu disinggung batasan dari teori kepribadian itu sendiri. Hall dan Lindzey (1970) mengemukakan batasannya, bahwa yang dimaksud dengan teori kepribadian itu adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia.
Fungsi pertama yang harus dimiliki oleh setiap teori kepribadian adalah fungsi deskriptif (menguraikan atau menerangkan). Fungsi deskriptif ini menjadikan suatu teori kepribadian bisa mengorganisasi dan menerangkan tingkah laku atau kejadian-kejadian yang dialami individu secara sistematis.
Teori kepribadian tidak hanya harus dapat menerangkan tingkah laku atau kejadian-kejadian yang telah dan sedang muncul, melainkan juga harus bisa meramalkan tingkah laku, kejadian-kejadian, atau akibat-akibat yang belum muncul pada diri individu. Dengan demikian, fungsi kedua yang harus dimiliki oleh teori kepribadian adalah fungsi prediktif (meramalkan). Yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakat, dimana kemudian individu tersebut dihaapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial (peran) yang diterimanya itu.
Kepribadian juga sering diartikan atau dihubungkan dengan ciri-ciri tertentu yang menonjol pada diri individu. Gambaran bahwa kepribadian menurut pengertian sehari-hari, menunjuk kepada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan individu-individu lainnya. Pengertian kepribadian seperti ini mudah dimengerti dan karenanya, juga mudah dipergunakan. Tetapi sayangnya pengertian kepribadian yang mudah dan luas dipergunakan ini lemah dan tidak bisa menerangkan arti kepribadian yang sesungguhnya, kepribadian itu pada dasarnya dinilai ‘baik’ atau ‘buruk’ (netral). Dan para ahli psikologi berusaha menghindarkan penilaian kepribadian.
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas menggunakan istilah ‘sistem psikofisik’ dengan maksud menunjukkan bahwa “jiwa” dan “raga” manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi. Sedangkan istilah “khas” dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu bertingkah laku dalam caranya sendiri karena setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri.

1. Faktor-faktor Historis Masa Lampau
Ada beberapa faktor utama yang berpengaruh langsung atas pembentukan teori kepribadian.
a. Pengobatan Klinis Eropa
Pengobatan klinis Eropa pada masa itu secara umum didasari oleh pemahaman, klasifikasi, dan penyembuhan atas gangguan-gangguan mental.
b. Psikometrik
Berkat psikometrik, fungsi-fungsi tersebut diukur dan diperiksa. Para ahli psikologi mulai mengembangkan dan menggunakan pendekatan psikometrik untuk mengukur kaitan antara fungsi-fungsi dunia fisik dengan dunia mental.
c. Behaviorisme
Yang perlu dikemukakan disini adalah fakta bahwa pengaruh atau peranan behaviorisme dalam pembentukan teori kepribadian terletak pada upaya-upaya dan anjuran-anjurannya untuk memandang dan meneliti tingkah laku secara objektif.
d. Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt adalah sebuah aliran lain dalam psikologi yang berdiri setahun sebelum behaviourisme. Yang utama dari psikologi Gestalt itu adalah prinsipnya bahwa suatu gejala atau fenomena harus dan hanya bisa dimengerti sebagai suatu totalitas (keseluruhan). Yang kedua mempengaruhi pemikiran para teoris kepribadian modern, adalah prinsip bahwa fenomena adalah data yang mendasar bagi psikologi.

2. Faktor-faktor Kontemporer
Faktor-faktor kontemporer yang mempengaruhi berasal baik dari dalam maupun dari luar psikologi. Dari dalam psikologi, faktor-faktor itu muncul berupa perluasan dalam area atau bidang studi yang dapat dilihat dari adanya area-area baru seperti psikologi lintas budaya (cross-cultural psychology), studi tentang proses-proses kognitif dan motivasi. Dari luar psikologi, faktor kontemporer yang berpengaruh atas teori kepribadian tidak kurang pentingnya dan bahkan, lebih kaya lagi.

STRUKTUR DINAMIKA KEPRIBADIAN

Dalam teori-teori yang lain dipergunakan rangka pembicaraan struktur, dinamika dan perkembangan kepribadian. Rangka ini tidak dapat kita pakai untuk membicarakan teori Allport, karena bagi Allport struktur kepribadian itu terutama dinyatakan dalam sifat-sifat (traits), dan tingkah laku itu didorong oleh sifat-sifat (traits). Jadi struktur dan dinamika itu pada umumnya satu dan sama.
Sikap eclectis Allport nyata sekali dalam banyak konsepsi (pengertian) yang diterimanya sebagai sesuatu yang berguna untuk untuk memahami tingkah laku manusia. Allport berpendapat bahwa masing-masing pengertian seperti refleks bersyarat (conditioned reflex), kebiasaan (habit), sikap (attitude), sifat (trait), diri (self) dan kepribadian (personality), itu kesemuanya masing-masing adalah bermanfaat. Tetapi walaupun semua pengertian diatas diterima dan dianggap penting, namun tekanan utama diletakkannya pada sifat-sifat (traits), sedanfgkan disamping itu sikap (aatitudes) dan intensi (intentions) diberinya kedudukan yang kira-kira sama sehingga ada yang menamakan psychologi Allport itu adalah ”trait psychology”. Dalam teori Allport ini kedudukan pengertian trait dapat dibandingkan dengan kedudukan pengertian need pada Murray, libido pada Freud. Tentang trait itu terlebih dahulu marilah kita pelajari dulu definisi Allport tentang kepribadian.

A. KEPRIBADIAN, WATAK DAN TEMPERAMENT
a) Kepribadian
Bagi Allport definisi bukanlah ssuatu yang boleh dipandang enteng. Sebelum sampai pada definisinya sendiri dia mengemukakan dan membahas lima puluh definisi yang dikemukakan oleh para ahli dalam bidang tersebut. Definisi-definisi tersebut digolongkan menjadi :
a. Yang menunjuk etymology atau sejarah pengertian itu;
b. Yang mempunyai arti theologis;
c. Yang mempunyai arti filosofis;
d. Yang mempunyai arti sosiologis;
e. Yang berhubungan dengan segi lahiriah;
f. Yang mempunyai arti Psychologis.

b) Watak (character)
Walaupun istilah kepribadian dan watak sering digunakan secara bertukar-tukar, namun Allport menunjukkan, bahwa biasanya kata watak menunjukkan arti normatif, serta menyatakan bahwa watak adalah pengertian ethis dan menyatakan, bahwa ”character is personality evaluated, and personality is character devaluated”. (Watak adalah kepribadian dinilai, dan kepribadian adalah watak tak dinilai).

c) Temperament
Pengertian temperament dan kepribadian sering dikacaukan. Namun sebenarnya umum mengakui adanya perbedaan diantara keduanya. Temperament adalah disposisi yang sangat erat hubungannya dengan faktor-faktor biologis atau fisiologis dan karenanya sedikit sekali mengalami modifikasi didalam perkembangan. Peranan keturunan disini lebih penting/besar daripada segi-segi kepribadian yang lain.
Bagi allport temperament adalah bagian khusus dari kepribadian yang diberikannya definisi demikian:
Temperament adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk juga mudah tidaknya kena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kwalitet kekuatan suasana hatinya, dan gejala ini tergantung kepada faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari keturunan.

B. SIFAT (Trait)
a) Sifat
Adalah tendens determinasi atau predisposisi dan diberinya definisi demikian :
Sifat adalah sistem neurophysis yang digeneralisasikan dan diarahkan, dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, dan memulia serta membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresi secara sama. Yang dicatat mengenai definisi ini ialah tekanan terhadap individual dan kesimpulan bahwa kecendrungan itu tidak hanya terikat kepada sejumlah kecil perangsang atau reaksi, melainkan dengan seluruh pribadi manusia. Pernyataan “neurophychic system” menunjukkan jawaban affirmatif yang diberikan oleh Allport terhadap pertanyaan apakah “trait” itu benar-benar ada pada individu.

b) Sikap (atitudes)
Perbedaan antara pengertian sifat dan sikap sukar diberikan. Bagi Allport kedua-duanya itu adalah predisposisi untuk berespond, kedua-duanya khas, kedua-duanya memulai dan membimbing tingkah laku ; dan mendorong. Keduanya adalah hasil dari faktor genetis dan belajar.

c) Type
Alport membedakan antara sifat dan type.
Menurut Allport orang dapat memiliki sifat tetapi tidak semua type. Type adalah konstruksi ideal si pengamat dan seseorang dapat disesuaikan dengan type itu tetapi dengan konsekwensi diabaikan sifat-sifat khas individualinya. Sifat dapat mencerminkan sifat khas pribadi sedangkan type malah menyembunyikannya. Jadi bagi Allport, type menunjukkan perbedaan-perbedaan buatan yang begitu sama dengan kenyataan, sedangkan sifat adalah refleksi sebenarnya daripada yang benar-benar ada.

Sifat-sifat umum dan sifat-sifat individual
Suatu hal yang amat penting dalam mempelajari teori Allport ini ialah berusaha mengerti mengenai perbedaan antara sifat-sifat umum dan sifat-sifat individual. Dia menyatakan, bahwa di dalam kenyataan tidak pernah ada dua individu mempunyai sifat yang benar-benar sama.
Walaupun mungkin ada kemiripan dalam struktur sifat dari individu-individu yang berbeda-beda, namun selalu ada corak yang khas mengenai cara bekerjanya sifat itu pada tiap individu yang menyebabkan adanya perbedaan dengan sifat itu pada tiap-tiap individu yang menyebabkan adanya perbedaan dengan sifat yang sama yang ada pada orang lain.
Walaupun tidak ada sesuatu sifat yang dapat diamati pada lebih dari satu individu, namun Allport mengakui bahwa karena pengaruh-pengaruh yang sama dari masyarakat dan kesamaan-kesamaan biologis yang mempengaruhi perkembangan individu, ada sejumlah kecil cara-cara penyesuaian diri yang secara kasar (garis besar) dapat dibandingkan.Cara yang demikian ini tidak dapat dipertahankan kalau dipandang dari segi kekhususan individu kecuali kalau dipandang dari segi kegunaan.

d) Sifat pokok, sifat sentral dan sifat sekunder
Dimuka sudah dikatakan bahwa sifat-sifat itu merupakan predisposisi-predisposisi umum bagi tingkah laku. Ada satu soal lagi mengenai hal ini, yaitu apakah semua sifat itu pada pokoknya mempunyai taraf keumuman yang sama, dan apabila tidak bagaimanakah cara membeda-bedakan taraf itu. Allport membeda-bedakan antara sifat pokok, sifat sentral dan sifat sekunder :
(1) Sifat Pokok
Sifat pokok ini demikian menonjolnya sehingga hanya sedikit saja kegiatan-kegiatan yang tak dapat dicari baik secara langsung maupun tidak langsung bahwa kegiatan itu berlangsung karena pengaruhnya. Tidak ada sifat semacam itu yang lama tersembunyi, individu dikenal dengan sifat itu, dan bahkan mungkin menjadi terkenal dalam sifat itu. Kwalitas yang demikian dominan pada individu itu sering disebut the intesif trait, the ruling passion, atau the radix of live. Maca sifat ini relatif kurang biasa dan kurang menampak pada tiap orang.
(2) Sifat Sentral (central trait)
Sifat sentral ini lebih khas, dan yang merupakan kecendrungan-kecendrungan individu yang sangat khas/karakteristik, sering berfungsi dan mudah ditandai.
(3) Sifat Sekunder (secundary trait)
Sifat sekunder ini nampaknya berfungsi lebih terbatas, kurang menentukan didalam deskripsi kepribadian, dan lebih terpusat (khusus) response-response yang didasarinya serta perangsang-perangsang yang dicocokinya.

e) Sifat-sifat ekspresif.
Sifat-sifat ini merupakan disposisi yang memberi warna atau mempengaruhi bentuk tingkah laku, tetapi pada kebanyakan orang tidak mempunyai sifat mendorong.
Persoalan diatas itu menimbulkan pertanyaan apakah sifat-sifat itu hanya berfungsi membimbing dan memberi arah tingkah laku, ataukah juga mempunyai peranan memulai dan mendorong tingkah laku. Pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan sederhana. Beberapa sifat terang lebih mendorong, lebih mempunyai peranan sebagai pendorong yang menentukan dari yang lain-lain. Jadi diantara sifat-sifat itu terdapat variasi dalam pengaruh mendorongnya terhadap individu.

f) Kebebasan dari sifat-sifat
Allport berpendapat bahwa sifat itu dapat ditandai bukan oleh sifat bebasnya yang kaku, tetapi terutama oleh kwalitas memusatnya. Jadi sifat itu cenderung untuk mempunyai pusat ; disekitar pusat itulah pengaruhnya berfungsi ; tetapi tingkah laku yang ditimbulkannya juga secara serempak (simultan) dipengaruhi oleh sifat-sifat yang lain.
Kebebasan sifat-sifat umum yang didefinisikan secara sekehendaknya seperti dalam sementara penyelidikan psychometris.


g) Ketetapan (consistency) daripada sifat-sifat
Sifat itu dapat dikenal hanya karena keteraturan dan ketepatannya didalam cara individu bertingkah laku. Kenyataan, bahwa ada banyak sifat-sifat yang saling menutup satu sala lain yang serempak aktif menujukkkan ketidak tetapan yang jelas di dalam tingkah laku individu relatif akan sering diketemukan. Selanjutnya, kenyataan bahwa sifat-sifat itu terorganisasi secara khas dan individual memberi kesimpulan bahwa sifat-sifat itu mungkin meliputi unsur-unsur yang nampaknya tidak tetap apabila dipandang dari segi normatif atau dari luar.
Lebih lanjut Allport membagi studi psikologi mengenai Personality dalam 2 bagian besar yaitu : Nomothetic, yang memahami kepribadian dalam differential psychology (membedakan karakter kepribadian tiap orang) dan Idiographics, yang mencoba memahami keunikan tiap individu berdasarkan karakternya.
1. Consious/Unconsius
Sadar tak sadar adalah dimensi yang sejak lama dalam teori kepribadian. Para pendukung Psikoanalisis (Freud, Jung, Horney) adalah orang-orang yang menekankan bahwa kepribadian dikontrol oleh proses yang tidak disadari. Sementara psikologi aliran Humanisme menekankan pada faktor kesadaran sebagai pembentuk kepribadian (Allport, Rogers, Maslow).
2. Heredity/Environment
Pada dasarnya hampir semua teori kepribadian mengakui peran faktor keturunan sebagai penentu kepribadian seseorang. Tetapi kalangan Behaviourist mengatakan bahwa kepribadian dapat dipahami tanpa harus mempertimbangkan faktor genetis dan biologis. Rogers & Bandura menekankan pada lingkungan sosial, dimana kepribadian adalah suatu proses belajar sosial seseorang.
3. Acquisition/Process of Learning
Teori Behaviourisme lebih menekankan pada proses belajar yang membentuk suatu kepribadian, yaitu cara bagaimana suatu tingkah laku dimodifikasi. Dan biasanya teori-teori kepribadian mengakui peran proses belajar dalam pembentukan suatu kepribadian. Walaupun demikian, ada beberapa reorist yang juga menekankan pada acquisition of behaviour, misalnya Cattel dan Murray.
4. Past/Present
Sigmund Freud adalah pendiri Psikoanalisis yang mengatakan bahwa kepribadian adalah hasil dari benturan masa lalu, yaitu masa 5 tahun pertama kehidupan. Setelah masa itu, kepribadian hanyalah ulangan atau fiksasi dari apa yang didapat dulu. Dan pandangan ini menjadi pegangan dalam aliran psikoanalisis. Sementara Lewin dan Allport mengatakan bahwa yang terpenting dari kepribadian bukanlah masa lalu tetapi masa kini.
5. Person/Situation
Dimensi ini menekankan pada proses dimana kepribadian itu terbentuk. Penekanan pada Person berarti kepribadian adalah bentukan dari inner process yang terjadi dalam diri individu, sementara penekanan pada Situasion berati bahwa kepribadian adalah bentukan dari faktor lingkungan sosial dimana individu itu berada. Walaupun demikian ada juga yang menjadikan kedua dimensi itu sebagai dasar pembentukan suatu kepribadian. Fromm & Skinner, misalnya menekankan pada faktor sosiokultural dalam kepribadian, sementara Sheldon dan Blinswanger lebih menekankan pada faktor biologis internal dalam diri individu.
6. Holistic/Analitic
Dimensi holistik mensyaratkan bahwa tingkah laku hanya dapat dimengerti berdasarkan konteksnya, dan juga segala sesuatu yang dilakukan oleh individu berhubungan dengan fungsi-fungsi fisiologis dan biologisnya. Sementara dimensi analitik berpendapat bahwa suatu tingkah laku bisa saja dipelajari dan didapat secara terpisah dari tingkah laku yang lainnya. Mereka yang beraliran analitik misalnya adalah Lewin dan Binswanger.
7. Normal/Abnormal
Banyak juga teori kepribadian yang menekankan pada abnormalitas suatu kepribadian. Dengan mempelajari abnormalitas itu maka pemahaman tentang orang normal dapat diperoleh. Perbedaan normal/abnormal dapat dilihat secara kualitatif yaitu melihat seberapa jauh hal-hal patologis dalam kepribadian itu berbeda dari yang abnormal. Allport dan Cattel, misalnya menekankan pada orang-orang normal.

persepsi konsumen

PERSEPSI KONSUMEN
http://kulinet.com/baca/peta-persepsi-konsumen-terhadap-suatu-produk/524/
Persepsi adalah interpretasi proses dimana konsumen memahami lingkungan mereka sendiri. Banyak orang percaya bahwa persepsi adalah pasif atau sebaliknya yang kita lihat dan mendengar apa yang diluar sana sangat objektif.

Namun, pada kenyataannya orang benar-benar aktif mempersepsikan stimuli dan objek di sekitar lingkungan mereka. Kastemer melihat apa yangmereka harapkan untuk melihat dan apa yang mereka harapkan untuk melihat tergantung pada kepercayaan umum dan stereotip. Dan karena setiap kelompok (segmen) dan individu memiliki kepercayaan umum dan stereotype yang berbeda-beda sehingga menimbulkan persepsi terhadap suatu lingkungan pemasaran juga menjadi beragam. Oleh karena itu, marketer harus menyadari perbedaan tersebut agar dapat menyesuaikan stimuli pemasaran (yakni iklan, kemasan, harga dll) dengan persepsi mereka sehingga sesuai dengan segmen yang ditargetkan

Terdapat 3 tahap dalam pembentukan persepsi kastemer, yaitu :

Tahap 1 : Sensasi

Sensasi adalah suatu proses penyerapan informasi mengenai suatu produk yang melibatkan panca indra kastemer (pendengaran, penglihatan, penciuman dan peraba). Pada tahap ini, kastemer akan menyerap dan menyimpan segala informasi yang diberikan ketika suatu produk ditawarkan atau dicoba. Misalnya ketika kastemer menonton iklan sebuah produk telepon selular terbaru di televisi. Kastemer akan memperhatikan segala informasi mengenai spesifikasi dan fungsi produk, termasuk fitur-fitur yang ditawarkan produk tersebut. Pada kasus ini, kastemer menggunakan indra penglihatan dan pendengaran dalam proses penerimaan informasi.

Tahap 2 : Organisasi

Organsasi adalah tahap dimana kastemer mengolah informasi yang telah ia dapatkan pada tahap sensasi. Kastemer akan membandingan antara informasi baru tersebut dengan informasi atau pengetahuan yang telah ia miliki sebelumnya mengenai produk telepon selular (informasi dan pengetahuan tersebut bisa didapat dari pengalaman atau media iklan lainnya seperti majalah, Koran). Kemudian kastemer akan mendapatkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki produk tersebut serta nilai tambah yang bisa didapat.



Tahap 3 : Interpretasi

Interpretasi adalah pengambilan citra atau pemberian makna oleh kastemer terhadap suatu produk. Seperti pada contoh kasus sebelumnya mengenai suatu produk telepon genggam baru. Setelah pada tahap organisasi kastemer mendapatkan kelebihan dan kekurangan serta nilai tambah produk, maka akan tercipta citra atau makna khas yang melekat pada produk. Misalnya handphone Sony Ericsoson seri W identik dengan handphone Walkman.

segmentasi pasar

Manajemen Pemasaran. Definisi Segmentasi Pasar

Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.

Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.

Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Ada lagi pendapat Swastha & Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.

Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005, p.307.

Manfaat dan Kelemahan Segmentasi
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
Gitosudarmo (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
1. Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
2. Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
3. Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
4. Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.
Sekalipun tindakan segmentasi memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain:
1. Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
2. Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
3. Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
4. Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi

Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.
Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab ituperlu dipelajari.
Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut:
1.Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.
2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan
misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.
3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
4. Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut (Armstrong, 1997):
1. Manfaat yang dicari
Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek utama yang mempunyai setiap manfaat. Perusahaan dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merek utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merek yang memberikan manfaat tersebut.
2. Status Pengguna
Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali dan pengguna regular dari suatu produk. Pengguna potensial dan pengguna regular mungkin memerlukan imbauan pemasaran yang berbeda.
3. Tingkat Pemakaian
Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya persentase kecil dari seluruh pasar, tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari total pembelian. Pengguna produk dibagi menjadi dua bagian sama banyak, sebagian pengguna ringan dan sebagian lagi pengguna berat menurut tingkat pembelian dari produk spesifik.
4. Status Loyalitas
Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam merek. Kelompok lain agak loyal,mereka loyal pada dua merek atau lebih dari satu produk atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli merek lain. Pembeli lain tidak menunjukkan loyalitas pada merek apapun. Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali atau mereka membeli apapun yang diobral.

» Manfaat Segmentasi

Salah satu alasan perusahaan melakukan segmentasi untuk meningkatkan efektivitas strategi pemasaran yang telah disusun, serta lebih terarah dan sumber daya perusahaan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Segmentasi yang berorientasi pada peningkatan pemasaran akan memberikan keuntungan bagi pebisnis dan pelanggan, yaitu:

1. Menyediakan keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan lebih baik
Produsen dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan yang bervariasi dengan menggunakan pola berbeda, insentif dan kegiatan promosi yang bebeda pada setiap segmen yang dituju. Contohnya perusahaan komputer Dell, yang mengelompokkan konsumennya kedalam kelompok pribadi, bisnis kecil, bisnis besar, dan organisasi pemerintah atau kemasyarakatan dan bukan berdasarkan pada lini produk yang dihasilkan. Hal tersebut terbukti mampu memberikan pelayanan dan ketersediaan produk yang lebih baik.
2. Meningkatkan pendapatan
Lebih sulit bagi produsen untuk menaikkan harga pada seluruh pasar. Kecuali jika produsen mengelompokkan segmen premium yang akan menerima harga yang lebih mahal. Dengan segmentasi perusahaan mengetahui pasar mana yang berpotensi dapat meningkatkan pendapatannya lebih besar.
3. Peluang untuk tumbuh
Dengan segmentasi pasar organisasi dapat menciptakan ‘niche product’ yang akan menarik konsumen lain untuk mencoba dan kemudian membeli produk tersebut.

KRITERIA SEGMENTASI

Variabel-variabel utama yang biasa digunakan untuk mensegmentasikan pasar konsumen dengan memperhatikan faktor karakteristik konsumen yaitu letak geografi, demografi, dan psikografi. Segmentasi geografis membagi-bagi pasar ke dalam unit-unit geografis seperti wilayah, kota, desa dan iklim. Misal sepatu ski dipasarkan pada wilayah tertentu dan tidak akan dijual di wilayah tropis yang hanya mempunyai 2 musim saja.

Segmentasi demografis memisahkan pasar ke dalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada variael umur, jenis kelamin, status, pendapatan, pekerjaan, pendidikan agama, kewarganegaraan dan kelompok umur. Misal pemasar perlu memperhatikan faktor demografi pribadi dengan kriteria umur dan jenis kelamin untuk memasarkan produk baju dan sepatu. Ukuran, corak ataupun desain baju dan sepatu untuk anak-anak tentu berbeda dengan yang diperuntukkan untuk dewasa. Contoh lain dari segmentasi demografis ini antara lain produsen susu formula yang membeda-bedakan produk berdasar usia antara lain susu untuk usia di bawah 1 th, 1-3 th, dan diatas 3 th.

Segmentasi psikografi membagi-bagi konsumen ke dalam kelompok-kelompok yang didasarkan menurut status sosial, gaya hidup dan kepribadian. Misal produsen mobil yang mendesain mobil berdasarkan pada faktor gaya hidup dan kepribadian konsumen. Produsen mendesain mobil sport untuk konsumen bergaya sportif, mobil sedan lux untuk yang menginginkan kesan ekslusif dan mengutamakan kenyamanan.

Demikian juga untuk produk rokok, produsen mengembangkan merek-merek rokok bagi “perokok berat”, “perokok biasa”, dan “perokok yang berhati-hati/ringan”. Selain memperhatikan karakteristik konsumen, pasar juga dapat disegmentasikan berdasarkan tangapan konsumen (segmentasi keprilakuan). Sehingga pembeli dipilah-pilah ke dalam variabel kesempatan penggunaan, manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, dan sikap konsumen. Contoh dari segmentasi perilaku antara lain produsen pasta gigi yang memperhatikan variabel manfaat yang dicari dalam mensegmentasikan pasarnya. Misal, pasta gigi “Crest” yang menawarkan manfaat perlindungan terhadap gigi berlubang sebagai daya tarik penjualan yang .demikian juga pasta gigi “aquafresh” yang menawarkan 3 manfaat yaitu “perlindungan terhadap gigi berlubang”, “nafas lebih segar”, dan “gigi lebih putih”.